BERITAX

Sri Mulyani, Pajak, dan Para Menkeu di Dunia yang 'Berantem'

DETIK.COM | 09 November 2016

c8727296-1007-4298-b2ba-eb805e0d38dc_169

Jakarta – Banyak negara dalam kondisi sekarang berupaya memungut pajak lebih besar. Menteri Keuangan di dunia harus beradu nyali menarik pajak perusahaan-perusahaan besar.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, memaparkan selepas krisis pasar keuangan yang terjadi pada 2008, banyak negara maju mencari cara kembali menggenjot perekonomian. Berbagai stimulus diluncurkan, baik dari sisi fiskal maupun moneter. Ini terutama dilakukan negara yang memiliki rasio utang sangat tinggi.
Salah satu cara yang ditempuh adalah mengurangi defisit anggaran dengan menggenjot penerimaan pajak yang lebih besar.
“APBN mereka semua berdarah-darah. Dan mereka tahu bahwa nggak mungkin dengan situasi fiscal deficit (anggaran defisit) dengan debt to GDP ratio (rasio utang terhadap PDB) yang begitu besar terus menerus. Makanya semua berlomba-lomba cari pajak,” ujar Sri Mulyani, saat berdialog dengan kalangan perbankan, di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Selasa malam (8/11/2016).
Contoh kasus ada di Uni Eropa, yang tengah mereformasi pajak penghasilan, khususnya untuk pajak badan atau perusahaan. Uni Eropa harus berhadapan dengan Amerika Serikat (AS), memperebutkan pajak Apple. Karena, Apple yang merupakan perusahaan asal AS, memiliki kantor cabang di Irlandia.
“Mereka tidak ingin seperti Apple company yang seolah meregistrasikan headquarter-nya di Irlandia hanya untuk menghindari pajak. Dia hampir nggak bayar pajak sama sekali. Sehingga tiba-tiba European Commision mengatakan, bahwa Apple telah menghindari pajak dan kemudian mengatakan mereka terutang pajak US$ 18 miliar,” paparnya.
“Menkeu AS marah. (Mengatakan ke Uni Eropa) Siapa anda kok mau mengambil pajak Apple yangberasal dari AS. Jadi mereka berantem,” terang Sri Mulyani.
Hal lainnya yang terjadi adalah perang tarif pajak rendah. Masing-masing negara menurunkan tarif agar banyak perusahaan yang mau beralih ke negaranya. Persoalan kemudian juga akhirnya tidak terselesaikan.
“Akhirnya Menkeu di seluruh dunia sekarang sedang merasa bahwa kalau kita saling berantem, untuk rebutan pajak. Bahkan kalau berantem untuk menurunkan tax rate, maka nggak ada yang menang,” ungkapnya.
Persoalan ini dibawa ke forum Internasional G20. Diskusi panas berlangsung sampai berakhir pada keputusan untuk saling bekerjasama hingga muncul Automatic Exchange of Information (AEoI). Sekarang masing-masing negara siap untuk mengimplementasikan di 2018
“Seluruh negara sedang melakukan persiapan apa yang dibutuhkan agara AEoI bisa berjalan,” tandasnya. (mkl/wdl)

Komentar Anda