Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA) memandang kinerja penerimaan pajak mulai menunjukkan tanda perbaikan meski hingga Juli 2025 masih mencatat kontraksi.
Pengamat Pajak CITA, Fajry Akbar menyebut tren ini sesuai dengan prediksinya bahwa tekanan penerimaan di awal tahun akan berlangsung membaik.
Jika merujuk pada data penerimaan pajak neto bulan Mei, pajak penghasilan (PPh) nonmigas masih kontraksi 5,4% sedangkan pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan barang mewah (PPN & PPnBM) kontraksi 15,7%.
Namun pada Juli 2025, Fajry menyampaikan bahwa PPh Badan hanya minus 0,1% dan PPN serta PPnBM minus 12,8%.
“Satu yang pasti, ada perbaikan kinerja penerimaan. Ini sesuai prediksi saya, tekanan penerimaan pajak diawal tahun akan terus membaik. Tekanan restitusi terhadap kinerja penerimaan terus menurun,” ujar Fajry kepada Kontan.co.id, Minggu (14/9).
Ia optimistis, dengan pertumbuhan ekonomi 4,7%–5%, realisasi penerimaan pajak 2025 masih bisa positif.
Hal ini berkaca pada pertumbuhan ekonomi Indonesia 2024 yang melemah hanya 5,03%, namun penerimaan PPN masih bisa tumbuh 8,6%.
“Apalagi, kalau nantinya ekonomi bisa benar-benar tumbuh 6%. Seharusnya, pertumbuhan penerimaan pajak bisa tumbuh lebih tinggi dari itu,” katanya.
Meski demikian, Fajry mengingatkan bahwa kinerja perpajakan tidak hanya ditentukan oleh kebijakan dan administrasi, melainkan juga kepemimpinan.
Hal ini menjadi penting, mengingat tidak ada opsi kebijakan dan hanya ada opsi extra effort dari Otoritas Perpajakan.
“Saya kira ini menjadi PR bagi Menkeu yang baru, kepemimpinan, bagaimana dia bisa menggerakan birokrasi di lembaga penerimaan negara untuk dapat melakukan extra effort sehingga penerimaan pajak tahun 2025 dapat tumbuh positif,” pungkasnya.
Selengkapnya: https://www.msn.com/id-id/berita/nasional/kontraksi-mulai-mereda-cita-optimistis-penerimaan-pajak-bisa-tumbuh-tahun-ini/ar-AA1MvJph?ocid=finance-verthp-feeds