INDUSTRI hasil tembakau (IHT) kembali diguncang oleh gelombang pengurangan tenaga, kali ini menimpa Gudang Garam, salah satu produsen rokok terbesar di Indonesia. Perusahaan tersebut terpaksa merumahkan sebagian karyawannya di tengah tekanan fiskal yang semakin berat, memicu kekhawatiran publik atas nasib ribuan pekerja yang menggantungkan hidupnya pada sektor ini.
Pengamat Perpajakan dari Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA), Fajry Akbar, menegaskan bahwa pelemahan ekonomi bukanlah faktor utama yang menghimpit industri rokok. “Penyebab utamanya adalah tekanan fiskal. Hampir tiap tahun terjadi kenaikan tarif cukai yang tidak sebanding dengan peningkatan daya beli. Studi kami menunjukkan, produk hasil tembakau semakin tidak affordable akibat kenaikan tarif yang lebih tinggi dari daya beli masyarakat,” katanya dilansir dari keterangan resmi, Selasa (9/9).
Lebih lanjut, Fajry menjelaskan bahwa kebijakan fiskal yang agresif turut mendorong pergeseran konsumsi ke rokok ilegal yang jauh lebih murah daripada rokok legal. Hal ini menciptakan tekanan berlapis bagi produsen legal yang selama ini patuh terhadap regulasi.
Selengkapnya : https://mediaindonesia.com/ekonomi/809501/pengurangan-tenaga-kerja-di-industri-tembakau-kian-masif


