CITAX

Indonesia Perlu Perbaiki Fundamental Ekonomi

AKURAT.CO Direktur Eksekutif Center for Indonesia Taxation Analysis (CITAYustinus Prastowo mengatakan bahwa terlepas dari faktor eksternal yang mempengaruhi gejolak ekonomi dalam negeri saat ini, Indonesia perlu melakukan perbaikan pada fundamental ekonomi.

Pasalnya menurut Yustinus, Currenct account deficit Indonesia (defisit transaksi berjalan) tahun ini diprediksi akan lebih buruk dibandingkan tahun sebelumnya. Dimana salah satu penyebab meningkatnya currenct account deficit adalah peningkatan nilai barang yang diimpor dibandingkan tahun lalu.

“Selain faktor eksternal, kita akui perlunya perbaikan fundamental ekonomi kita. Currenct account deficit Indonesia tahun ini diprediksi akan lebih buruk dibandingkan tahun sebelumnya. Dan kita ketahui, salah satu penyebab meningkatnya currenct account deficit adalah peningkatan nilai barang yang diimpor dibandingkan tahun lalu. Namun demikian, kita perlu melihat apa yang menjadi penyebab dari kenaikan impor,” katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (2/8).

Dia melanjutkan, semenjak kenaikan harga komoditas dalam beberapa tahun terakhir, permintaan atas mesin dan alat berat untuk mendukung sektor tersebut meningkat. Hal ini dapat dilihat dari pembentukan fixed capital yang meningkat sebesar 7,9 persen atau tertinggi dalam lima tahun terakhir.

Namun, kebutuhan industri atas permintaan mesin dan alat berat tidak dapat dipenuhi oleh pasar domestik sehingga harus melakukan impor. Current account deficit yang terjadi adalah sinyal dari sektor komoditas yang mulai bergairah yang pada akhirnya akan meningkatkan ekspor dan otomatis memperbaiki kondisi currenct account di masa mendatang.

Selain itu Yustinus juga memaparkan, ada beberapa indikator makroekonomi yang menimbulkan optimisme dalam ekonomi dalam negeri.Pertumbuhan ekonomi dalam Kuartal I memang masih dalam stagnansi. Namun, penjualan ritel diproyeksikan akan meningkat.

“Artinya, stagnansi pertumbuhan konsumsi yang berkontribusi besar terhadap PDB hanyalah fenomena sementara. Ke depan, tingkat konsumsi masyarakat akan meningkat dan akan lebih mendorong pertumbuhan ekonomi,” pungkasnya.

Lebih lanjut, kata Yustinus, kondisi ini juga merupakan sinyal ekonomi yang akan tumbuh lebih tinggi dalam beberapa tahun ke depan. Dengan demikian, Yustinus mengajak seluruh pihak untuk tetap optimis terhadap fundamental ekonomi Indonesia yang kuat saat ini dan masa mendatang.

”Sebagai negara dengan perekonomian dan ekspor yang masih bergantung terhadap sektor komoditas, kondisi seperti ini seharusnya malah membuat kita lebih optimistik tentang fundamental ekonomi kita di masa mendatang. Current account deficit yang terjadi adalah sinyal dari sektor komoditas yang mulai bergairah yang pada akhirnya akan meningkatkan ekspor dan otomatis memperbaiki kondisi currenct account di masa mendatang. Lebih lanjut, kondisi ini juga merupakan sinyal ekonomi yang akan tumbuh lebih tinggi dalam beberapa tahun ke depan,” jelasnya. []

Sumber: AKURAT.CO, 2 Agustus 2018

Komentar Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *