CITAX

Sri Mulyani Effect Antarkan Rupiah di Zona Hijau

BABATPOST.COM | 29 JULI 2016

Sri-Mulyani-Effect-Antarkan-Rupiah-di-Zona-Hijau-640x440

BABAT POST – Tren positif sepertinya akan tetap dipertahankan rupiah pasca menjabatnya Sri Mulyani menjadi Menteri Keuangan.

Kepala Riset PT NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan adanya Sri Mulyani effect, menyebabkan laju Rupiah berada di zona hijau pada perdagangan kemarin.

Pada akhir pekan ini rupiah diprediksi akan melakukan hal yang sama ketika USD masih akan bergerak flat terhadap euro, dolar Australia dan Poundsterling. Pertumbuhan perekonomian global yang terus dipangkas baik oleh IMF maupun World Bank turut membuat USD bergerak terbatas. Rupiah pun mampu mengambil kesempatan tersebut untuk kembali melanjutkan penguatannya.

“Tidak hanya itu, kemungkinan akan pelemahan USD setelah data-data ekonominya kurang mendukung diharapkan dapat memberikan imbas positf bagi Rupiah untuk dapat melanjutkan pergerakan positifnya,” terang Reza di Jakarta, Jumat (29/7/2016).

Rupiah bakal bergerak di level support Rp13.090/USD serta resisten Rp13.073/USD. Sebelumnya diterangkan adanya reshuffle kabinet kerja jilid II pemerintahan Jokowi-JK, membuat pelaku pasar kembali melakukan aksi beli terhadap rupiah. Kembali hadirnya Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan, nampaknya di respon positif oleh para pelaku pasar sehingga mampu mengantarkan penguatan rupiah.

Diharapkan momentum penguatan ini masih dapat berlanjut hingga rupiah dapat bergerak mematahkan trend sideways nya selama ini dengan Support 13.155 serta resisten 13.090. Penguatan ini pun sekaligus membuat Rupiah kembali menguji level resistennya di area 13.090. Masih tingginya optimisme pelaku pasar terhadap kabinet baru khususnya Sri Mulyani membuat Rupiah berada pada trend positif di pekan ini.

Direktur Eksekutif Center for Indonesia Taxation Analysis Yustinus Prastowo mengatakan, Presiden Joko Widodo telah berhasil membangun tridente bidang ekonomi. Dengan menggabungkan chemistry yang bagus, menempatkan Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro sebagai Menteri PPN/Kepala Bappenas dan Menko Perekonomian Darmin Nasution yang tidak bergeser dari posisinya.

Menurut dia, ketiganya memiliki alasan bagus ditempatkan diposisinya saat ini alias right man in the right place. Selain itu, ketiganya merupakan alumnus dari Universitas Indonesia namun berbeda tahun. Mereka juga memiliki kompetensi individual yang bisa melengkapi satu sama lain.

“Pak Jokowi telah berhasil membangun suatu chemistry yang sangat baik di makro ekonomi dan perencanaan saat ini. Ini cerdas. Mereka, ketiganya itu saya rasa sangat ideal dan dari almamater yang sama juga,” kata Prastowo, Jakarta, Kamis (28/7/2016).

Darmin, kata dia, merupakan senior yang kompeten di fiskal dan moneter karena sudah pernah menjadi Direktur Jenderal Pajak, Gubernur Bank Indonesia dan sekarang Menko Ekonomi. Sri Mulyani, pengalamannya sebagai menteri keuangan di kabinet sebelumnya juga sangat baik.

“Dan beliau sudah mendapatnya trustee dari internasional yakni World Bank dengan jabatannya kemarin. Pak Bambang, beliau itu sangat bagus di detail dan konsep. Jadi sudah selayaknya beliau ada di kantor Suropati,” kata Prastowo.

Jika ini bisa bersinergi dengan baik, maka posko perencanaan dan fiskal dalam kabinet Jokowi akan kuat dan sama-sama bisa mengisi satu sama lain. Namun lagi-lagi harus diperhatikan oleh ketiganya yakni komunikasi politik dengan Dewan Perwakilan Rakyat. Apalagi, Sri Mulyani cukup lama meninggalkan Indonesia dan tidak berhubungan dengan anggota dewan.

“Ini yang sering dikhawatirkan. Karena beliau juga lama di luar negeri kan. Tapi saya sangat yakin, inilah yang membedakan kabinet Pak SBY dengan Pak Jokowi. Saya melihat Jokowi bisa memback-up hal tersebut, sehingga komunikasi dengan anggota dewan bisa lebih baik,” pungkasnya.

Komentar Anda